Persiapan yang Saya Lakukan Sebelum Membangun Rumah Tahun Ini

Jauh hari sebelum memutuskan untuk membangun rumah tahun ini, saya dihadapkan pada dua pilihan yang cukup sulit, membeli rumah jadi atau membeli tanah kemudian membangun sendiri.

Sebelum memutuskan, saya konsultasi plus survei sana-sini. Ada beberapa hal yang saya dapatkan yang akhirnya menjadi pertimbangan untuk memutuskan.


Jika membeli rumah jadi, memang tidak repot dan sangat praktis, bayar, lagsung dapat kunci. Namun pilihan ini tentu akan sangat banyak membutuhkan uang, apalagi jika harus memilih jalur KPR.

Berbeda dengan ketika membeli tanah, kemudian membangun sendiri. Ini akan lebih banyak membutuhkan tenaga dan pikiran, namun tidak akan begitu banyak menghabiskan uang dibanding dengan membeli rumah jadi.

Ya, selain bisa lebih bebas berkreasi, kebutuhan keuangan juga bisa diutak-atik atau disesuaikan dengan kemampuan. Jadi, tidak harus langsung sekali bangun jadi. Namun bisa dicicil sesuai dengan kebutuhan dan mengutamakan yang penting-penting dulu, misalnya kamar dan dapur. Hal lain yang tidak mendesak, seperti taman atau pagar bisa diselesaikan saat kekuatan finansial telah memadai.

Dari beberapa pertimbangan tersebut, maka kemudian saya yakin dan mantab untuk membeli tanah yang telah saya lakukan tahun lalu kemudian akan membangun rumah yang insyaallah akan dimulai pertengahan tahun ini.
Baca Juga : Bismillah untuk Mimpi Besar di 2019 : Punya Rumah Sendiri
Meski membangun rumah sendiri memiliki banyak keuntungan dari sisi keuangan, namun saya harus lebih dulu memepersiapkan kebutuhan lainnya jauh-jauh hari sebelum proses pembangunan dimulai. Apa saja? Berikut ini di antaranya:

Mematangkan Kebutuhan Keuangan

Membangun rumah sendiri membutuhkan biaya yang tidak sedikit, bukan seratus-dua ratus ribu. Selain itu, akan banyak komponen dalam kebutuhan keuangan, mulai dari perencanaan, pembelian bahan dan material hingga ongkos tukang.

Maka, langkah awal yang saya persiapkan adalah mematangkan rencana kebutuhan keuangan. Sampai saat ini alhamdulillah proses ini sudah 90% selesai, hanya tinggal penyesuaian dengan kesepakan untuk ongkos dan konsumsi tukang.

Mematangkan kebutuhan keuangan saya jadikan prioritas karena nanti akan berimbas kepada penyelesaian proses pembangunan. Jika tidak matang, akan berakibat kepada proses pembangunan yang akan terkendala.


Contoh sederhana yang saya dapat dari hasil survei soal ketidak matangan keuangan adalah proses pembangunan bagian depan rampung dan mentereng, namun jendela dan pintu beberapa kamar tidak terbeli karena uang telah habis.

Saya juga telah membuat dua versi perencanaan keuangan, satu sesuai harga hitungan kasar dan satunya hitungan yang hampir sesuai harga real. Hal ini sebagai antisipasi jika ada kenaikan harga. Meski selisihnya tidak banyak, tapi paling tidak sudah terantisipasi sejak awal.

Untuk semakin mematangkan perencanaan kebutuhan keuangan, saya juga tidak lupa memasukkan semua sumber pendapatan, mulai dari gaji kantor hingga asumsi rata-rata pendapatan dari hasil nge-blog dan nge-buzz.

Mendesain Model Rumah

Selain perencanaan keuangan, desain juga saya jadikan prioritas, karena semua dimulai setelah desain selesai dibuat. Desain menjadi dasar perhitungan kebutuhan bahan, material, ongkos dan konsumsi tukang.

Untuk desain, saya membuatnya sendiri menggunakan aplikasi SketchUp 2017. Bermodal video tutorial yang saya tonton di youtube dan beberapa contoh refrensi model rumah di google alhamdulillah bisa selesai dan cocok kepada semua keluarga.


Sebelum memutuskan mendesain sendiri, saya pernah berkonsultasi kepada arsitek dan bertanya berapa harga desain rumah yang saya inginkan. Harapannya dengan menggunakan jasa arsitek hasil bangunan rumah akan lebih bagus dan terlihat profesional.

Ternyata, beliau mematok harga hasil pekerjaannya per meter. Setelah saya hitung untuk model rumah yang saya inginkan total biayanya mencapai 3-4 juta.

Tahu harga yang harus saya keluarkan cukup besar, akhirnya saya mundur teratur. Menyampaikan permintaan maaf bahwa uang belum cukup. Alhamdulillah arsiteknya mengerti dan memaklumi.

Mencari Bahan, Material dan Semua Kebutuhan Lainnya

Sejak yakin dan mantab untuk memulai proses pembangunan pada pertengahan tahun ini, saya sudah mulai mencari beberapa bahan, material dan kebutuhan lainnya.

Kosen pintu dan jendela sedang dalam proses pengerjaan oleh tukang kayu. Untuk kebutuhan kosen, saya bekerjasama dengan tukang kayu untuk pemilihan kayu hingga proses pengerjaannya.

Pertengahan hingga akhir bulan puasa nanti, saya sudah membuat janji dengan pengrajin bata merah untuk membeli sesuai kebutuhan. Saya memilih akhir puasa karena biasanya pada waktu tersebut harga bata merah sedang murah.

Beberapa kebutuhan lain juga sudah saya beli. Biasanya, saya akan membelinya secara online saat sedang ada promo sehingga harganya sangat murah dan jauh daripada harga di toko kovensional.
Baca Juga : 8 Alat Listrik untuk Dipasang pada Rumah Baru Rekomendasi Lifestyle Blogger Abdur Rosyid
Seperti beberapa waktu lalu, saya telah membeli saklar engkel, saklar seri, stop kontak listrik dan stop kontak tv. Saya membelinya di Tokopedia, waktu itu ada promo akhir tahun dan kebetulan saya punya saldo OVO yang menjadikan harga belinya jauh dari harga biasanya.

Sebelum melakukan pencarian hingga pembelian semua bahan dan kebutuhan, sebagai orang yang awam dibidang tersebut tidak lupa saya berkonsultasi kepada teman di kantor yang lebih faham.

Seperti saat akan membuat kosen, saya terlebih dahulu bertanya kepada beberapa teman yang sudah pernah membangun rumah, kayu apa yang cocok dan tepat sesuai kebutuhan dan ketersediaan uang.

Mencari Tukang dan Pekerja

Hal terakhir yang harus saya lakukan adalah mencari tukang dan pekerja. Hal ini agak sedikit sulit bagi saya, karena harus melalui banyak pertimbangan terlebih dahulu.

Setelah melalui proses yang agak lama, saya sudah punya dua pandangan akhir untuk hal ini. Pertama, saya akan menggunakan jasa tukang dan pekerja dari Madura, dengan konsekuensi biaya akan sangat membengkak karena harus memberi konsumsi ekstra dan menyediakan tempat tinggal karena lokasi pembangunan sangat jauh dari tempat tinggal saya. Namun keuntungannya, saya akan merasa lebih nyaman, karena orang-orang yang akan bekerja masih saudara sendiri dan pastinya hasil bisa sangat memuaskan dengan waktu pengerjaan yang ebih singkat.
Baca Juga : Ingin Bangun Rumah Murah di Perkotaan? Ini Tipsnya!
Pilihan kedua, memakai jasa tukang dan pekerja rekomendasi dari teman. Pilihan ini juga saya pertimbangkan karena biaya jauh lebih rendah ketimbang mendatangkan dari Madura. Tidak butuh konsumsi ekstra dan bisa dirembuk agar sama sekali tidak perlu diberikan konsumsi, tidak membutuhkan tempat karena bisa pulang ke rumah masing-masing. Namun kelemahannya, saya tidak kenal sama sekali dengan orang-orang ini dan pasti akan membutuhkan waktu yang lebih lama.

Dua pilihan itu terus saya matangkan hingga nanti proses pembangunan. Libur hari raya idul fitri nanti saya targetkan sudah ada keputusan, karena akan saya konsultasikan lagi kepada keluarga di Madura.

Itulah beberapa yang saya persiapkan sebelum membangun rumah tahun ini. Namun selain persiapan tersebut di atas, saya juga sedang mempersiapkan diri, baik pikiran, tenaga, dan mental.

Saya belajar kepada beberapa teman, semua saran yang saya terima adalah harus teliti dan dibawa santai. Karena membangun rumah sendiri pasti akan dihadapkan pada hal-hal yang mungkin akan membuat saya tidak siap berpikir dan tidak kuat mental.

Santai, selow dan rumah selesai. Bismillah..

Salam bahagia.
JANGAN LUPA, BAGIKAN TULISAN INI
TULISAN MENARIK LAINNYA

5 Komentar untuk Tulisan
"Persiapan yang Saya Lakukan Sebelum Membangun Rumah Tahun Ini"

  1. semoga tahun ini rumah yang diimpikan jadi mas...
    aamiin

    BalasHapus
  2. nice tips bang. semoga lancar urusan rumahnya nanti.

    BalasHapus
  3. Semoga impiannya terwujud ya. Paling enak memang berkreasi dengan membangun rumah sesuai keinginan. Bisa mengatur budget pula.

    BalasHapus
  4. wah keren bisa desain sendiri. susah gak mas ngedesainnya? bisa dicoba tuh sketchup2017,

    BalasHapus
  5. Ternyata persiapan membangun rumah itu harus direncanakan secara matang. Saya bisa belajar dari Kang Abdur.
    Semoga di tahun mendatang saya ada rezeki untuk membangun rumah di tanah sendiri. Harus kumpulkan uang sebanyak-banyaknya. Bismillah.
    Soalnya saya dan keluarga masih menumpangkan rumah panggung kami di tanah milik desa. Yah, dalam setiap keluarga ada tragedinya. Semoga kami beroleh ganti yang lebih baik setelah dizalimi. Aamiin. Nuhun.

    BalasHapus