Menyimpan Suatu Keadan dalam Tulisan

Sejak pergantian tahun menginjak di hari ketujuh, saya sudah berniat untuk menulis. Ada beberapa hal yang ingin saya simpan dalam bentuk tulisan, tapi semuanya gagal untuk dilanjutkan hingga hari ini saat saya coba untuk melanjutkannya.


Kegiatan akhir hingga awal tahun di sekolah, ulang tahun si kecil, kepala sekolah baru, cerita tinggal di rumah baru dan banyak hal indah lainnya merupakan beberapa cerita yang pernah saya tulis dan tidak selesai meski dari beberapa telah menjadi dua sampai tiga paragraf. Mengapa? Karena setelah dibaca kembali paragraf-paragraf itu tidak memiliki makna yang jelas, banyak yang kabur dan ambigu.

Ternyata benar, menulis juga harus memiliki mood yang baik, suasana dan keadaan juga berpengaruh. Tapi, niat hati ini benar adanya. Saya ingin menulis! Saya ingin menyimpan suatu keadan dalam tulisan.

Keadaan dimana saya tidak bisa melanjutkan beberapa tulisan, karena faktor mood, keadaan dan suasana.. 

~ Hari ini, di meja kerja kantor dan berharap tidak ada yang bertanya tentang mood, keadaan dan suasana.. ^_^

Salam bahagia..
JANGAN LUPA, BAGIKAN TULISAN INI
TULISAN MENARIK LAINNYA

4 Komentar untuk Tulisan
"Menyimpan Suatu Keadan dalam Tulisan"

  1. Kalau saya asal menulis
    tidak mau terpaku dalam pakem-pakem
    Mungkin ada pembaca uang bingung, tapi saya yakin tau apa yang saya sampaikan
    Ngeblog, sebagai sarana untuk belajar menulis.

    BalasHapus
  2. Menulis sambil santai aja, mas. Kalau aku nulis karena emang doyan hihihihi udah hobi dari lahir kayaknya wkwkwkwk. Seminggu ga nulis hampa rasanya. Bahkan menulis tangan pun aku masih suka di diary. Melatih otot tangan supaya singkron dengan pikiran :D

    BalasHapus
  3. harus sih ini... di sini menulis sebgai rentetan bukti bahwa saya pernah menulis hal demikian

    BalasHapus
  4. Saya juga gitu, kalo gak ada mood, ya menulisnya ditunda dulu. Biar bisa lebih fokus

    BalasHapus