Jawaban untuk Kritikus


Akhir-akhir ini saya mendapat banyak kritikan dari beberapa orang yang membuat saya merasa ada beban dihati. Diantara sekian banyak kritikan ada empat hal yang saya rasa sangat keterlaluan. Entah apa maunya orang-orang itu terhadap saya. Kritikannya sungguh bernada pedas bahkan menggigit.. Kritik sih boleh, tapi jangan keterlaluan donk, masak kritik hampir jadi fitnah! Payah tuh kritikus..

OK kritikus, saya akan jelaskan fakta yang sebenanya tentang saya. Dan setelah Anda membaca tulisan ini, saya berharap Anda akan berhenti mengkritik saya yang membuat saya hampir jatuh..

Maaf saya bukan orang yang pilih kasih seperti yang Anda fikir. Semua yang saya lakukan kepada dia semata-mata hanya ingin membuat dia tetap semangat menjalani hidupnya. Sebenarnya jujur, saya sangat terima ketika Anda meng-klaim saya pilih kasih. Kenapa? Karena Anda belum tahu seberat apa masalah dia. Jadi saya rasa wajar jika Anda berfikir begitu. Namun sekali lagi saya tegaskan, saya tidak pilih kasih. Hanya saja saya ingin membantu dia, karena saya mulai menyayanginya. Terserah Anda mau berkomentar apa tentang saya, karena selama ini saya juga menyayangi semua teman saya dengan tuluh tanpa memilih. → Maaf saya bukan orang sombong seperti yang Anda katakan. Saya hanya melakukan yang terbaik buat saya. Jika saya memang lebih dulu selesai menempuh semua mata kuliah, saya rasa itu bukan sebuah kesombongan melainkan komitmen. Banyak hal yang harus saya pertimbangkan ketika saya harus memiliki kometmen tersebut. Saya bukan anak orang kaya yang dengan mudah mendapatkan uang. Saya juga bukan pegawai yang mendapat bayaran dan saya juga bukan orang yang pandai mengatur uang, saya hanya orang biasa yang mencoba untuk mematuhi komitmen yang telah saya bangun.

Maaf saya juga bukan orang yang cerdas, pintar dan jenius seperti yang Anda anggap. Jika Anda tidak percaya datangilah saya, saya akan tunjukkan transkip nilai saya yang kebanyakan dibawah standard. Yang bisa saya lakukan adalah me-manage diri agar saya mudah menjalani semuanya. Lebih dulu selesai menempuh semua mata kuliah juga bukan berarti saya cerdas, pintar dan jenius, sekali lagi saya katakan kepada Anda: “Itulah management saya”. Saya yakin Anda jauh lebih pintar dari saya. → Maaf saya bukan tidak mau mendengar nasehat Anda. Saya akui dengan jujur bahwa selama ini nasehat Anda selalu saya ambil sebagai bekal dalam merangkai cerita hidup, namun untuk hal tentang dia, sekali lagi maaf saya tidak bisa! Biarlah Anda dan Orang mau berkata apa tentang dia saya tetap yakin kalau dia yang terbaik buat saya. Karena dia yang menjadi teman dalam merangkai cerita indah dalam hidup saya. Bukankah Anda sudah tahu bagaimana saya begitu hati-hatinya dalam memilih??

Terimakasih ya kritikus, atas kritikannya. Maaf bukan saya cuek dengan masalah saya akhir-akhir ini, namun saya sekarang sedang banyak kegiatan. Sekali lagi terimakasih dan semoga Anda bisa mengerti dan tak akan memberi kritik seperti itu lagi.

Satu pesan saya untuk Anda kritikus : Sebelum mengkritik oang lain, kritik lah diri Anda sendiri.. Bercerminlah terlebih dahulu, Apakah Anda sudah SEMPURNA, atau Anda hanyalah seorang pengecut yang cuma bisa mengkritik tanpa menunjukkan Kebenaran tentang kritikan Anda???
JANGAN LUPA, BAGIKAN TULISAN INI
TULISAN MENARIK LAINNYA

24 Komentar untuk Tulisan
"Jawaban untuk Kritikus"

  1. Wahhh sabar ya mas. Pukpuk ^^
    Kalau dia ngritik berarti dia peduli. Itu sih positifnya ^^

    BalasHapus
  2. huaaaaa KP, tenanglah!
    sabarkan hati...
    ada yang mengkritik itu berarti dia perhatian sama diri kita loh :)

    BalasHapus
  3. bener kata2 mbak maya,,--->ada yang mengkritik itu berarti dia perhatian sama diri kita loh :),, semoga tetep kepala dingin,,,dengan hati yang damai

    BalasHapus
  4. @Una Iya Na..
    Iya memang dia peduli, tapi menurut saya keterlaluan.
    Kritiknya lho udah menjurus ke fitnah.
    Huft..
    Kritikus itu memang tidak ada kerjaan saja..

    Yakin sajalah, saya yang terbaik..
    (Hehehe..menyemangati diri).

    BalasHapus
  5. @Nurmayanti Zain Iya mba' Maya.
    Mereka memang perhatian kepada saya, cuma menurut saya caranya saja yang salah..

    Oh iya, saya kok tidak bisa blognya mba'?
    Kenapa ini?
    Padahal niat mau ikut GA-nya!

    BalasHapus
  6. @al kahfi Iya mas Kahfi, memang benar begitu..

    Ya meskipun agak berat untuk menerimanya, mau gimana lagi, ya bener juga kata Mas, harus dihadapi dengan kepala dingin dan dengan hati yang damai.

    Terimakasih mas.

    BalasHapus
  7. Legowo...kalo kata orang jawa bilang kalo Nay bilang sing sabar yo mas :) mudah2an itu bisa jadi acuan ke mas buat lebih baik ^_^

    BalasHapus
  8. owh berarti. lagi galau nih. ehem ehem uhuy uhuy. berarti lagi didalam ujian tuhan ini akangnya, kalau akang bisa menangin ini masalah, wah sesuatu banget kang
    keep positif aja kang

    BalasHapus
  9. semangat donk sob!!!!
    jadikan kritikan itu sebagai penyemangat bkn sebagai pendendam.
    semua manusia itu gak ada yg sempurna.
    seorg kritikus pun blm tentu dia sempurna.
    ingatlah, menampung sebuah kritikan itu bkn didlm hati.
    karna kalo kita menyimpannya dlm hati justru yg timbul hanyalah rasa dendam.

    oke sob, SEMANGAT YA!!!

    BalasHapus
  10. kritikan itu biasa, seperti yang mase bilang setiap nasehat mas terima sebagai bekal...
    tinggal nunggu waktu aja...

    BalasHapus
  11. @Naya Elbetawi Iya Nay, terimakasih..
    Amin..
    Semoga saya benar-benar bisa sabar dengan semua kritikan ini dan bisa menjalaninya lebih baik..

    BalasHapus
  12. @naspard Hehehe... Kayak Syahrini saja pakek "sesuatu" banget!

    Iya Mas, terimakasih ya..

    BalasHapus
  13. @Penghuni 60 Ehmmm,.. Masukan yang sangat berarti. "Penyemangat" bukat "Pendendam"..

    Nah, makanya mas, saya tulis disini biar gag jadi dendam.
    Benar yang mas bilang kalo hanya disimpan dihati akan menjadi dendam..

    Semangat juga ya buat sahabat 60..

    BalasHapus
  14. @jiah al jafara Iya mba',.
    Saya yakin semua akan indah pada waktunya.

    Terimakasih mba' sarannya.

    BalasHapus
  15. Selamat Siang.
    Wow...sungguh pembelaan yang luar biasa. Saya salut dengan komitmen anda. Bagus tetap pertahankan. Kata pepatah "anjing menggonggong, kafilah berlalu" bener kan?
    Selamat aktivitas kawan.

    BalasHapus
  16. Maaf. Tambahan. Gimana caranya nulis gaya kolom koran kayak gitu? ajarin dunk.

    BalasHapus
  17. @arqu3fiq Selamat siang juga mas..
    Iya benar, biarkan anjing menggonggong kafilah berlalu..

    Saya akan tetap melangkah kedepan..

    Terimakasih mas.

    BalasHapus
  18. @arqu3fiq Mas silahkan baca disini aja, http://mbahqopet.blogspot.com/2011/10/dasar-membuat-blogazine-request.html
    Tapi fokus di pembagian kolom postinga, insyaallah bisa.. Saya juga belajar dari situ..

    BalasHapus
  19. Ck.. Ck.. CK.. Jawaban yang Tegas Banget Sobat!!
    I Like it... SAlut Brow!!
    Yang penting.. selama hal itu Kita yakini yang terbaik buat Kita... maka teruskanlah melangkah maju kedepan... hadapi segala rintangan... fokus dan lihatlah apa yang kan terjadi.. SEMANGAAT!!!
    MANTAAFFF!!!

    BalasHapus
  20. kritikus bakal menghampiri kita,yang jelas kritik itu ibarat kripik,semakin pedas semakin enak alias kita smakin kepacu buat lebih baik lagi

    BalasHapus
  21. @Kopiah Putih

    Terima kasih infonya. Akan saya coba. keren tuh gaya kolom koran. Jadi kepingin buat.

    BalasHapus
  22. ambil positipnya aja....
    itulah kehidupan manusia.beda pendapat,kritikan dan pertentangan pasti akan selalu ada sampai kiamat. seterusnya bagaimana kita menyikapinya.yg penting jgn adu jotos ampe babak belur... tetaplah tanggapi dengan bijak dan jangan terbawa emosi. karena kata Pak Haji.. Dendam amarah dan emosi adalah temanya syetan...hehehe..
    salut untuk Kopiah Putih :D

    BalasHapus
  23. Anda perlu kesabaran. Suatu kejahatan akan lebih mulia jika dibalas dengan kebaikan. Karena terdapat suatu fakta bahwa "Jika dua orang saling membalas kejahatan, maka mereka pada awalnya melakukan ledekan, kemudian penghinaan, ancaman, dan akhirnya perkelahian yang membuat mereka berdua berujung kepada kematian". Jadi, usahakanlah untuk membalas kejahatan dengan kebaikan karena sesungguhnya hidup ini bagaikan penjara dan kita semua akan dilepaskan dari penjara ini pada saat kiamat tiba.

    BalasHapus