Pengalaman Saya Mengikuti Vaksinasi Covid-19 Tahap Pertama

Tanggal 27 Mei kemarin saya mengikuti program vaksinasi yang diadakan oleh pesantren bekerjasama dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo. Dalam kegiatan ini ada beberapa proses yang saya ikuti hingga akhirnya saya telah melaksanakan vaksinasi tahap 1. 

Sebelum mengikuti vaksinasi, saya sempat khawatir dan ragu. Hal ini karena beberapa kali saya mendengar, bahwa setelah vaksinansi ada efek samping tidak wajar yang dialami. Apalagi saya memiliki alergi kepada suatu obat yang saya khawatirkan akan berbahaya. Namun setelah mencari tahu sana-sini, sampai konsultasi kepada seorang dokter, saya yakin dan mantab untuk divaksin.

Yang Saya Lakukan Sebelum Divaksin

Pagi hari sebelum divaksin, sesuai aturan yang dikeluarkan oleh Klinik Pesantren, saya sarapan dengan gizi dan jumlah yang cukup. Selain itu saya juga berolahraga ringan dengan berlari di sekitar rumah.

Ada beberapa syarat untuk mengikuti vaksin yang dikeluarkan Klinik Pesantren, yaitu:

  • Membawa KTP
  •  Tidak dalam keadaan hamil
  • Usia 18 tahun ke atas
  • Disarankan untuk sarapan terlebih dahulu 

Proses Vaksinasi

Sesampainya di pesantren, paginya saya masih beraktivitas seperti biasa. Tepat jam 10, saya bersama beberapa teman berangkat ke tempat vaksinasi yang telah ditentukan.

Setelah sampai di tempat, ternyata sudah banyak pengurus, dosen, guru dan karyawan yang juga mengikuti vaksin. Bahkan saya harus antri untuk mendapatkan giliran. 

Ada empat tahap proses vaksin yang telah saya ikuti: pendaftaran, cek kesehatan, suntik vaksin dan setor data untuk di-online-kan.

Saat pendaftaran, saya diminta untuk mengisi beberapa data, mulai dari NIK, nama, nomor handphone, pekerjaan dan nama lembaga. Setelah semua data diisi lengkap, saya pindah ke meja cek kesehatan.

Pada tahap ini saya di cek suhu tubuh dan tensi darah. Selain itu saya juga ditanya beberapa hal seputar kesehatan, mulai dari apakah pernah melakukan transfusi darah, apakah pernah sakit dan harus dirawat di rumah sakit dalam sebulan ini, apakah kuat berjalan 100 langkah dan pertanyaan lainnya.

Baca Juga : Tetap Sehat saat New Normal? Kenapa Tidak!

Pada tahap ini saya juga menyampaikan bahwa saya alergi suatu obat. Oleh petugasnya dijelaskan secara rinci bahwa vaksin dan obat yang diberikan setelahnya aman dari alergi yang saya derita. Akhirnya saya tambah yakin untuk divaksin.

Selanjutnya adalah saat yang mendebarkan, yaitu proses menyuntikkan vaksin. Petugasnya ramah, meminta saya untuk membuka lengan. Saya bukan tipe orang yang takut akan jarum suntik, jadi saat jarum mulai disuntikkan, tak ada yang berbeda, biasa saja, seperti kata orang tua, seperti digigit semut, hihi.

Setelah proses suntik vaksin, selanjutnya adalah proses meng-online-kan data. Proses ini cukup lama, karena banyak antrian. Mungkin data yang diinput banyak atau kualitas jaringannya kurang bagus atau masalah apa, saya kurang tahu, Yang pasti, proses ini saya harus menunggu cukup lama.

Nama saya dipanggil untuk menghadap ke seorang petugas, beliau memastikan identitas saya dan bertanya, "bagaimana pak? ada masalah setelah divanksin?" Saya jawab, tidak. Selanjutnya beliau memberikan kartu vaksin dan menjelaskan tanggal dan tempat vaksin tahap 2. Selain itu, beliau juga memberikan obat paracetamol dan resepnya.

Kartu, SMS dan Sertifikat Vaksin 

Setelah proses vaksin selesai, saya mendapatkan kartu plus sertifikat vaksin elektronik yang saya terima tautannya lewat SMS. Selain itu, saya juga mendapat tiket dan jadwal vaksinasi tahap kedua lewat SMS. 



Efek Samping Setelah Divaksin

Efek samping yang saya rasakan setelah vaksin adalah meriang pada malam harinya. Hal ini sebenarya mungkin tidak akan terjadi jika saya tidak lupa meminum paracetamol yang diberikan sesuai resep.

Jadi, siangnya setelah divaksin, saya tidak langsung meminum obatnya. Saya baru meminum obatnya setelah makan siang. Siang sampai sore, semua masih baik-baik saja. 

Malam harinya setelah makan malam, apesnya saya lupa untuk kembali meminum obat. Hingga akhirnya, jam 11 malam badan saya panas dan tubuh menggigil kedinginan. Saya terbangun dari tidur dan baru ingat jika saya belum meminum obat. 

Saya memakan roti sebagai pengganjal perut dan selanjutnya saya meminum obat. Saya kembali mencoba tidur dengan badan yang masih meriang. Alhamdulillah, saya tidur dengan nyenyak dan bangunnnya sudah tidak meriang lagi.

Esok harinya, setelah sarapan dan makan siang saya tidak lupa lagi untuk meminum sisa obatnya. Alhamdulillah, sudah tidak meriang lagi hingga sekarang.

Jadi, jika Anda nanti sudah divaksin, jangan lupa minum obatnya, ya! Jangan sampai lupa, agar tidak meriang.

Oh iya, satu lagi yang menurut saya cukup mengganggu, bekas suntikan di bahu juga cukup ngilu, baru benar-benar hilang setelah tiga hari dari proses vaksinasi.

Nah, itulah pengalaman saya mengikuti vaksinasi covid-19 tahap pertama. Dari yang awalnya ragu, hingga mantab untuk mengikuti proses dan merasakan efek sampingnya. Ditunggu pengalaman vaksinasi tahap keduanya, ya. Nanti pasti akan saya tulis disini juga.

Anda sudah divaksin? Bagaimana pengalamnnya? 
Salam bahagia.. 

JANGAN LUPA, BAGIKAN TULISAN INI
TULISAN MENARIK LAINNYA

2 Komentar untuk Tulisan
"Pengalaman Saya Mengikuti Vaksinasi Covid-19 Tahap Pertama"

  1. Wah... noted banget nih pengalamannya. Belakangan udah mulai cari info sana-sini soal vaksin. Karena diri ini nampaknya juga pengen segera di vaksin. Dari diri sendiri juga tuntutan kebutuhan. jangan sampai lupa minum obat yang diresepkan setelah Vaksinasi nanti nih biar gak kena efek samping.

    Thanks for sharing Pak

    BalasHapus
  2. sama dong mas efeknya
    bekas suntikan njarem banget
    bulan ini nunggu dosis ke-2

    BalasHapus