“Bagian Posko akan mengawal sampai selesai”Saya tersenyum sendiri membaca komentar-komentar yang masuk. Benar-benar terasa sekali suasana kehangatan pilkada.:)
“Pokoknya jangan sampai ada kecurangan, kawal ketat hingga tingkat pusat”
“Terimakasih atas patisipasi teman-teman, kawal ketat hingga pelaksanaan UAS selesai”
Komentar ala-ala pilkada teman kantor pada persiapan UAS Ganjil |
Soal pemilu, pasti selalu menarik untuk diperbincangkan. Apapun tingkat pemilihannya, mulai dari kepala desa, bupati / wali kota, gubernur hingga presiden. Menarik karena pemilu selalu identik dengan politik. Dan sepengalaman saya, ketika sudah berbicara soal politik tentu tidak akan pernah ada selesainya. Satu pembahasan selesai, maka pembahasan yang lain telah siap untuk dibicarakan. Begitulah pemilu dan politik, selalu asyik dan menarik untuk dibicarakan.
Tetapi diluar kemenarikannya, politik sering menjadi hal yang sulit untuk bisa diterma oleh akal sehat. Karena politik, kawan akan menjadi lawan, teman menjadi musuh, saudara menjadi rival, benar menjadi salah dan salah menjadi benar. Begitulah politik. Semua bisa berubah tergantung keadaan dan kondisi tertentu tanpa peduli apa yang menjadi penghalangnya.
Meski paling banter terjun dalam dunia politik sebagai pemilih saja, saya sering menyaksikan hal-hal yang telah saya sebutkan diatas. Contoh kecil saja, pada saat pemilihan kepala desa tempat saya tinggal beberapa waktu lalu. Seorang tetangga harus mengorbankan keharmonisan persaudaraannya karena berbeda pilihan. Pak lek dan ponaannya harus sering bersitegang karena calon yang didukung berbeda. Seorang kyai harus dihina dan dimusuhi karena mengusung calon berbeda dengan santri-santrinya.
Saya yakin, ini tidak hanya terjadi di daerah saya. Bisa saja ini telah menjadi sesuatu yang biasa terjadi disemua daerah. Dan mungkin Anda juga telah merasaknnya. Ironis memang, tapi begitulah politik. Walau bukan magic tetapi bisa merubah segalanya dengan sekejap mata!
Akhirnya, ketika pemilihan telah selesai, yang menang akan beruforia dengan kemenangannya sementara yang kalah akan menyesal dan pasrah atas kekalahannya. Jika tidak bisa menyikapinya dengan baik, maka akan timbul ‘sekat’ yang akan memisahkan dan menjauhkan hubungan persaudaraan.
Sekali lagi, itulah politik! Selalu asyik dan menarik untuk diperbincangkan tetapi fakta yang terjadi dilapangan sering sulit untuk bisa diterima akal sehat.
Salam saya dan salam hangat dari Bondowoso..
Saya sama sodara kandung berbeda pilihan pas pilpres tapi ya kami biasa aja sih
BalasHapusNah, ini yang mesti jadi contoh. :) Tidak ada alasan untuk tidak harmonis.
HapusAku sama suami aja beda pilihan. Tapi kami rukun. Hehehe...
BalasHapusSip, mbak..
HapusContoh yang baik. :)
untuk memilih sih aku selalu ikutan tapi untuk ngobrol politik biasanya menghindari :)
BalasHapusSaya dua-duanya masih selalu ngikut, mbak.. Seru sih. :)
Hapuskadang suka bingung cuma gara2 beda pilihan sampe-sampe harus diem-dieman dan berlanjut sampe kepemilihan berikutnya, kan aneh ya
BalasHapusJangan dibuat bingung, biar gak stres! Hehehe
HapusJepara blm pilkada. Kalo liat di TV pd musuhan gitu jd kasihan. Mereka sok sih
BalasHapusSaya dirumah beda pilihan juga ama org rumah...ada kalanya heboh dgn unggulan masing masing hehehe
BalasHapussayangnya waktu pemilu tidak pernah ikut milih mas
BalasHapusBenar bangad, politik selalu sexy untuk dibicarakan.
BalasHapusTapi sayang, aku gak jadi ikutan milih di pemilu kemarin.