Soal Pencatutan Nama Presiden dan Wakil Presiden

Akhir-akhir ini, ketua DPR Bapak Setya Novanto sedang menjadi buah bibir publik karena menurut kabar dia mencatut nama presiden dan wakil presiden dalam maslaah saham freeport.

Berita tentang beliau santer beredar sejak menteri ESDM, Bapak Sudirman Said hari Senin kemarin melaporkannya kepada Mahkamah Kehormatan Dewan perihal kasus pencatutan nama presiden dan wakil presiden dalam masalah saham freeport. Pak Sudirman menganggap ini adalah pelanggaran etika yang tidak semestinya dilakukan oleh tokoh eksekutif apalagi wakil rakyat.

Masalah ini juga dianggapnya bagian dalam pembelajaran publik, bahwa jika memang ada hal yang dianggap ‘aneh’ sebagai menteri yang membawahi proyek freeport, maka sudah manjadi kewajibannya untuk melaporkan pada MKD. “Pak presiden dan wakil presiden telah mengetahui dan menyetujui langkah saya”.

Menurutnya, Pak Novanto ‘meminta-kan’ bagian untuk presiden 11% dan wakil presiden 9%, sementara bagian untuk dirinya adalah 49%, yang jika dihitung-hitung, 1% dalam proyek ini sama dengan $ 1 juta.

Sementara saat dikonfirmasi, Pak Novanto mengelak bahwa dirinya telah mencatut nama presiden dan wakil presiden, apalagi soal saham freeport yang menurutnya pak presiden sangat memberikan perhatian terhadap proyek ini. Dirinya juga menyebutkan bahwa presiden dan wakil presiden adalah pimpinan tertinggi dan icon Negara, jadi tidak mungkin dirinya akan mencatut nama beliau.

Masalah ini terus bergulir, semua yang terlibat terus bekerja untuk mencari kebenaran. Media juga tak mau kalah, mereka berebut untuk mendapatkan informasi terbaru dan menjadikan masalah ini sebagai headline news. Semua berkomentar, anggota DPR, para menteri, sampai teman sekantor saya juga tak mau kalah! “Mau dibawa kemana Negara ini?? Jika presiden dan wakil presidennya saja sudah dibuat ajang pengemisan” Begitu komentarnya.

Yang menarik juga adalah komentar dari seorang menteri yang mengatakan bahwa ini adalah layaknya sebuah sinetron. Dimana rakyat Indonesia sedang dipertontonkan sinetron politik dan semuanya sudah ada yang mengatur. Saya yang tidak mengerti dunia perpolitikan hanya bisa menunggu dan terus mengikuti masalah ini sampai akhirnya nanti didapatkan keputusan final.

Lepas dari siapa yang salah dan siapa yang benar, dari perkara ini dapat saya simpulkan dan dapat saya pelajari beberapa hal, yaitu..

Benar atau salah pencatutan nama ini, saya angkat topi atas keberanian pak Sudirman. Ia berani untuk mengambil kepustusan dengan melaporkan ‘pencatut’ pada MKD. “Ini akan menjadi kerikil yang akan menghalangi pekerjaan saya, jadi mau tidak mau saya harus membersihkannya”. Semoga, keberaniannya tidak seperti kasus cicak vs buaya yang telah sering kita saksikan dinegeri ini.

Benar atau salah, perkara ini menambah coretan merah untuk wakil kita disana. Sekaligus juga, menambah deretan kasus Pak Novanto selaku ketua DPR, termasuk juga didalamnya kasus baru-baru ini yang hanya mendapat sangsi ringan, yaitu foto selfi-nya bersama calon presiden Amerika, Donald Trump.

Benar atau salah, ini menunjukkan bahwa siapa saja, apalagi seseorang yang memiliki jabatan dan wewenang akan gampang untuk menyalahkan jabatan dan wewenang yang dimilikinya terutama soal ‘duit’.

Benar atau salah, semoga media tidak berlebihan dalam menyampaikan sebuah informasi, siapapun pelakunya.

Salam saya..
JANGAN LUPA, BAGIKAN TULISAN INI
TULISAN MENARIK LAINNYA

14 Komentar untuk Tulisan
"Soal Pencatutan Nama Presiden dan Wakil Presiden"

  1. Gila, tu fee untuk dia gede amat. Kalau di hitung-hitung fee 49% sama dengan & 49 juta (sekitaran 700-750 M kalau uang Indonesia).

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ya, begitulah mas kira-kira. Tapi kan intinya, kita harus belajar banyak hal dari kasus ini.

      Hapus
  2. Ho oh. Smoga kebenaran terungkap dan media tentu lbh bijak #Harusnya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Harusnya memang begitu, Ji. Tapi biasanya gak begitu. Sering dilebih-lebihkan. :D

      Hapus
  3. kayaknya beruntun2 masalah soal politik terus ya belakangan ini...ruwet kyaknya..

    btw, udah ganti pake domain TLD aja nih, desainnya juga baru... lebih fresh ini.... keren...

    BalasHapus
  4. saya ga paham dengan apa yang terjadi
    biasanya saya lebih memilih untuk diam :)

    BalasHapus
  5. Moga-moga Indonesia dipimpin orang baik gak kayak SN ini... maling jadi pemimpin DPR... Saya bangga lho menjadi "komemtator"... wkwkwkwkwk....

    BalasHapus
    Balasan
    1. Eh, saya gak bilang begitu lho. :)
      Terimakasih, telah menjadi komentator yang baik.
      Jangan bosan untuk terus begitu.

      Hapus
  6. Moga-moga Indonesia dipimpin orang baik gak kayak SN ini... maling jadi pemimpin DPR... Saya bangga lho menjadi "komemtator"... wkwkwkwkwk....

    BalasHapus
  7. angkat tangan deh kalo soal beginian. biar yang diatas yang berkemelut. rakyat kecil mikirin harga tempe aja

    BalasHapus
    Balasan
    1. Selain tempe, harga paket data juga. :D
      Paling tidak, ini menunjukkan kalo saya up to date, mbak. Hehe *maksa

      Hapus
  8. wuihhh aku udah lama gak ngikutin persoalan dunia politik, pusing juga ngeliat kasus baru lagi

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya biasanya juga ngikutinnya secara gak sengaja, mbak. Kalo menarik, saya selalu berusaha untuk update beritanya. Meskipun keseringan juga akan berakhir dengan penuh rasa kecewa. Ya, seperti yang sampean bilang, belum selesai yang satu, eh udah yang baru lagi.

      Hapus
  9. Kalau soal yang beginian, suerrrr nggak ngatasi. Sebagai rakyat kecil kita hanya bisa melihat saja #kasihanYua

    BalasHapus