Kami akan Mudah untuk Mendapatkan Air Bersih

Hampir empat bulan saya menikah, hidup bersama istri dan hidup didaerah pegunungan.  Banyak hal baru yang telah kami alami, baik yang positif maupun yang tidak. Tapi, toh yang namanya manten anyar, semua pasti akan indah.. Dan, berawal dari keindahan inilah kami mempunyai beberapa impian besar,salah satunya bisa dengan mudah mendapatkan air bersih untuk kehidupan sehari-hari.

Jadi begini, sebenarnya di lingkungan tempat tinggal saya air bukanlah hal yang benar-benar sulit karena ada sumber air bersih yang disediakan desa, selain itu ada juga sungai yang tak penah mati meskipun musim kemarau. Sungai inilah yang menjadi tempat untuk mandi dan mencuci. Hanya saja yang jadi masalah adalah:
  1. Sumber air bersih yang disediakan desa berada diseberang jalan raya, jalan yang selalu ramai oleh pengguna jalan, baik roda dua dan roda empat. Kebetulan juga jalan ini bebas pandang, jadi kendaraan selalu melaju dengan kecepatan tinggi. Kami biasa memanfaatkannya hanya untuk kebutuhan minum saja, dan mengambilnya menggunakan dua derigen untuk dipakai dua-sampai tiga hari. Sementara waktu yang pas untuk mengambilnya adalah tengah malam, karena jalanan sedang sepi.
  2. Sungai yang menjadi salah satu tempat aktifitas mandi dan mencuci, ketika musim hujan seperti sekarang ini, air sangat keruh dan tak bisa digunakan. 
Air sungai, saat jernih dan keruh
Sebelumnya, saya telah berbicara banyak dengan sahabat saya mbak Widyanti Yuliandari. Beliau bekerja di Badan Lingkungan Hidup yang tahu banyak tentang masalah ini. 
"Kalau Sumber Canting dapat tahun ini dik. Melalui program pamsimas dari kemen PU. Hanya yang saya tidak tahu apakah rumah dik Rosyid termasuk wilayah cakupan yang dilayani nantinya. Karena saya tidak tahu persis jangkauannya ya. Sebab kadang kan program jangkauan tidak bisa full satu desa. Semua tergantung kondisi di lapangan"  Beliau menjawab pertanyaan saya panjang sekali, ketika saya tanya apakah desa saya termasuk penerima bantuan air bersih. Semoga saja termasuk mbak.. Amin..
Beliau juga bilang, banyak masalah dalam pemberian bantuan air bersih.  Seperti, ketidak sesuaian program dengan apa yang ada dilapangan sampai perselisihan antara warga baik saat pemberian bantuan atau setelahnya.

Beberapa waktu lalu saya telah membuat saluran air sederhana, dimana air yang saya salurkan adalah air hujan. Ada dua saluran utama yang saya sediakan, untuk bak mandi di kamar mandi dan untuk bak penampungan air berukuran 200 liter. (Skema bisa dilihat pada gambar 1 dibawah)
Air yang ada dikamar mandi biasa kami gunakan untuk bersesuci saat air sungai sedang keruh. Alhamdulillah, bisa untuk mandi dan berwudhu'. Jadi tak perlu khawatir meski sungai sedang tak bisa digunakan. Untuk air yang ada di bak berukuran 200 liter, biasanya digunakan oleh istri untuk mencuci peralatan dapur.. Dengan saluran ini, kami merasa terbantu sekali. Meski hujan deras dan air sungai keruh, kami masih memiliki air bersih..

Karena bak mandi yang kami miliki ukurannya kecil (hanya sekitar 1 meter persegi), maka air yang dapat ditampung tidak terlalu banyak, hanya dipakai untuk mandi dan wudhu' 3-4 kali saja sudah habis. Begitu juga dengan bak berukuran 200 liter, hanya bisa digunakan 2-3 kali cuci peralaratan dapur juga sudah habis. Jika tiga sampai empat hari tidak hujan, maka kami akan kembali menggunakan sungai sebagai tempat bersesuci. Keadaan inilah yang membuat saya memiliki dua impian besar dalam urusan air bersih. Pertama, saya bisa memiliki penampungan air yang besar (asumsi saya 2000 liter sudah besar, ternyata setelah barusan browsing, ada yang sampai 5500 liter), dan kedua saya bisa mengalirkan air yang disediakan desa dari seberang jalan kerumah. Dua impian ini saya kategorikan sebagai impian Jangka Pendek dan Jangka Panjang.

1. Impian Jangka Pendek
Gambar 1 : Skema pengaliran dan penampungan air hujan yang telah saya buat
Ide untuk mengalirkan air hujan ini saya dapatkan ketika sudah masuk musim hujan beberapa waktu lalu. "Sayang jika air hujan dibuang, sementara kita kebingungan hanya untuk wudhu' saat air sungai keruh. Bagaimana kalau kita tampung saja, dengan mengalirkannya ke jeding?". Saya jelaskan masalahnya pada istri dengan detail yang pada akhirnya dia dan ibu mertua setuju.

Maka, bermodal uang 250 ribu, saya mengerjakannya dibantu oleh istri. Pengerjaan ini memakan waktu sehari dan alhamdulillah setelah selesai, kami langsung bisa menikmati air hujan dari jeding dan tak perlu bingung lagi untuk wudhu' saat air sungai keruh. Tapi seperti yang saya jelaskan diatas, air yang dapat ditampung hanya sedikit. 

Untuk mensiasatinya, saya berencana untuk memakai tandon air berukuran besar yang nantinya bisa menampung air lebih banyak lagi. Jika lama tidak hujan, kami masih memiliki persediaan air untuk sekedar buang air kecil dijeding, hehehe. Setelah mencari tahu lewat google, harga termurah berkisar 2 sampai 3 juta rupiah. Wow!! Harga yang cukup fantastis untuk kami, namun ikhtiar yang saya lakukan saat ini adalah menabung, menyisihkan uang sedikit demi sedikit untuk bisa mewujudkan impian jangka pendek ini. Jika lancar, dan tidak ada kebutuhan mendesak lainnya,dalam kurun waktu beberapa bulan kedepan tandon besar itu Insyaallah sudah saya miliki.., Amin..
(Selama kami masih punya mimpi dan kami yakin bisa mewujudkannya, maka jalan akan selalu ada..) 

2. Impian Jangka Panjang
Gambar 2 : Skema pengaliran air dari sumber air bersih yang disediakan desa (depan rumah seberang jalan)
Jika impian jangka pendek sudah terwujud, berlanjut pada impian jangka panjang. Tidak banyak membutuhkan dana untuk mewujudkan impian ini, tapi keterlibatan berbagai pihak sangat dibutuhkan. Ketua RT/RW dan kepala desa juga sangat besar perannya untuk impian ini, lebih-lebih tetangga sekitar.

Hal pertama yang bisa saya lakukan adalah, menyampaikan maksud dan tujuan pengaliran air ini kepada semua pihak. Bagi saya ini bukan perkara mudah (maklum, orang baru.. hehehe), banyak hal yang harus saya persiapkan. Kedua, mencari cara paling mudah dan efektif dalam pengalirannya. Diantaranya memendam pipa besi dibawah jalan raya. Selanjutnya tinggal menambahkan pipa plastik didalam pipa besi yang nantinya akan menjadi media penyaluran. Namun jika rencana ini tidak bisa diterapkan, maka kembali pada pengaturan awal dimana kami akan mengalirkan air tengah malam, saat jalanan sepi. Toh ini tidak akan dikerjakan tiap malam, karena penampungan airnya sudah lebih besar.

Nah, inilah impian saya, bagaimana dengan impian Anda...? ^_^ 

Postingan ini diikutsertakan dalam #evrinaspGiveaway: Wujudkan Impian Mu
JANGAN LUPA, BAGIKAN TULISAN INI
TULISAN MENARIK LAINNYA

14 Komentar untuk Tulisan
"Kami akan Mudah untuk Mendapatkan Air Bersih"

  1. amiien semoga bisa terwujud impiannya, betewe bagus banget tulisannya mas :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terimakasih, mbak..
      Sampean termasuk dari salah satu dari sekian banyak yang bilang kalo tulisan saya bagus. :)

      Hapus
  2. Rmh gunung aja ribet nampung air, gmn yg daerah batu2 an?

    Saya bersyukur sumur di rmh lancar terus, pdhal hampir smua warga pake pam. Smoga terwujud ya mas, amin

    BalasHapus
    Balasan
    1. Rumah saya juga termasuk daerah berbatu lho, Ji.. Cara menampung airnya ya seperti apa yang telah saya jelaskan diatas.. :)
      Wah.. Kalau memang begitu, kamu harus banyak bersyukur tidak kerepotan dengan masalah air..

      Terimakasih, Ji atas do'anya..

      Hapus
  3. Mendoakan agar impiannya segera terwujud

    BalasHapus
  4. Perbedaannya jauh banget ya, Bang.. :(

    BalasHapus
  5. untuk impian jangka panjang meman membutuhkan partisipasi dari pihak lain, terutama masyarakat, rasanya disana jiwa gotong royongnya masih kuat ya, semoga impiannya terwujud aamiin karena air adalah kebutuhan vital. terimakasih atas partisipasinya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Benar mbak, meskipun ini tantangan untuk saya, akan saya coba.. Barangkali bisa mejudkan impian ini..

      Sama-sama mbak.. :)

      Hapus
  6. Haai, Mas. Apakabaaar?

    Suka sedih kalau denger ada Desa yg susah mendapat aliran air bersih.

    Rajin ya langsung eksekusi impiannya. :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Alhamdulillah.. Kabar baik Dah..
      Kamu sendiri apa kabar?

      Ya, kamu saja sedih, apalagi kami disini? Hehehe
      Masih ada yang lebih besar lagi impiannya, Dah. Doakan agar bisa segera tereksekusi juga.. :)

      Hapus
  7. Saya terharu mendengar sampeyan ttg air dik. Sayangnya saya belum bisa banyak membantu terkait kapasitas saya belum sebagai decision maker untuk saat ini. Semoga impian2 kita terwujud. Aamiin.

    Oya dik skalian info, Bondowoso udah ada Bondowoso Writing Community, kegiatan mulai menggeliat kembali seminggu lalu setelah bertahun vakum. Insyaallah akan ada acara lagi minggu depan dg agenda membedah buku saya. Ikut ya dek. Ntar saya kenalin sama teman2 pegiatnya :)

    Selamat atas kemenangannya. Sangat layak untuk menjadi juaranya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Meski begitu, saya bertemakasih banyak atas informasi yang sering sampean berikan kepada saya, mbak..
      Atas informasi dari sampean, saya berinisiatif untuk menampung air hujan..

      Oh, ya?
      Saya inbox di Facebook saja ya..

      Selamat juga untuk sampean mbak, menjadi pemenang juga.. :)

      Hapus
  8. Membaca tulisan ini membuat saya semakin bersyukur bahwa saya tidak kekurangan air. Air bersih masih bisa kami nikmati setiap hari. Memang pasokan air bersih masih menjadi problem di banyak daerah Mas. Semoga kita yang berlimpah enggak buang-buanag air, yg kekurangan bisa segera tercukupi.
    Peduli alam, peduli air.

    BalasHapus