ASUS X555QA, Laptop Keren dan Harga Terjangkau Penunjang Semua Kegiatan Guru

Tahun pelajaran 2014/2015 atau sekitar 4 tahun lalu merupakan langkah awal saya untuk menjadi seorang guru SMP (Sekolah Menengah Pertama). Sejak tahun itu juga, saya mengerti segalanya tentang keguruan. Banyak cerita tercipta, bahagia, sedih, haru dan semuanya. Yang pasti, sejak menjadi guru, saya mengerti mengapa menghormati guru itu, wajib!

Alasan yang saya ajukan saat ditanya pimpinan soal kesediaan mengajar adalah, saya ingin belajar untuk mengembangkan diri lewat pendidikan. Selain itu, mata pelajaran yang harus saya ampu juga sesuai dengan passion dan latar pendidikan saya, yaitu TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi).

Ketika menyampaikan dua alasan tersebut saya percaya bahwa, bekerja berdasarkan passion adalah hal yang sangat menyenangkan. Apalagi dipadu dengan usaha maksial untuk melakukan yang terbaik dalam bidang tersbut. Demikian juga dengan mengajar, menjadi seorang guru.

Dalam pelaksanaannya, sebelum bisa langsung mengajar di kelas, saya harus mengisi kontrak kerja terlebih dahulu bersama Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Bidang Kurikulum. Ada 2 pilihan waktu dalam kesepakatan kontrak kerja, per semester dan per tahun pelajaran.

Kontrak pertama kali yang saya tandatangani adalah satu semester. Hal ini saya sepakati agar pihak sekolah dalam hal ini Kepala Sekolah dan Wakil Kepala Bidang Kurikulum bisa dengan cepat menilai kualitas saya. Sekaligus juga sebagai pelecut semangat bagi saya dalam mengajar.

Tidak berselang lama setelah kotrak kerja disepakati, saya mendapat jadwal mengajar. Saya mengajar kelas IX (sembilan) putera dengan jumlah siswa 200-an yang terbagi dalam 6 rombongan belajar, paralel A, B, C, D, E, F.

Mengajar bukan Semata-mata untuk Bekerja
Dua minggu pertama proses KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) telah berjalan. Saya menjalaninya dengan perkenalan dan menyampaikan kontrak belajar. Apa-apa yang sekiranya penting dalam kegiatan belajar mengajar mata pelajaran TIK saya sampaikan diawal. Cara mengajar, kegiatan evaluasi, penialaian dan semuanya. Sengaja hal ini saya sampaikan, agar anak-anak bisa mempersiapkan semuanya dengan baik sejak dini.

Konsep tentang mengajar bukan semata-mata untuk bekerja juga tidak lupa saya sampaikan. Artinya, saya mengajar bukan semata-mata untuk bekerja, melainkan saya ingin berbagi ilmu yang saya puya dengan harapan ada hal yang bisa didapatkan bersama. Jadi, cara mengajar yang akan saya lakukan adalah ketika anak-anak faham dengan meteri yang saya sampaikan, otomatis tercipta rasa bangga dan rasa puas pada diri saya. Ya, se-sederhana itu!

Proses, konsep dan cara tersebut sampai saat ini masih selalu saya terapkan saat mengajar. Alhamdulilah, meski bukan jebolan fakultas pendidikan dan minim ilmu tentang keguruan, saya bisa melaluinya dengan santai dan menyenangkan. Demikian juga dengan anak-anak, saat saya lakukan evaluasi baik tertulis atau lisan, mereka menyampaikan senang belajar bersama saya.

Saya percaya, di sekolah manapun yang masih menggunakan kurikulum KTSP atau memfasilitasi ekstrakurikuler teknolgi informasi, jika ditunjang dengan sarana yang cukup dan baik, maka mata pelajaran TIK termasuk mata pelajaran yang disukai oleh anak-anak. Tugas seorang guru hanya mengelola bagaimana kegiatan di kelas bisa berjalan dengan nyaman sehingga bisa menghasilkan output yang baik.


Nah, dari cara-cara yang telah disebutkan di atas kemudian saya aplikasikan dalam dua kegiatan belajar mengajar, yaitu kegiatan di kelas membahas teori dan kegiatan di laboratorium komputer untuk materi praktik.

Dari kedua kegiatan belajar mengajar tersebut, anak-anak selalu terlihat merasa nyaman dan santai. Terlebih jika sudah belajar di laboratorium komputer. Tentu mereka sangat antusias dengan hasil yang sangat maksimal. Akhirnya, tercapailah apa yang telah saya konsepkan pada kontrak belajar pertama kali, bahwa pendidikan bukan selalu urusan pekerjaan, melainkan terselip rasa senang, santai dan bangga.

Mengajar itu, Sangat Menyenangkan
Ya, harus saya akui, setelah hampir empat tahun menjadi guru, mengajar itu menyenangkan, sangat menyenangkan malah. Terlebih jika melihat anak-anak semangat mendengarkan dan menyimak apa yang saya sampaikan. Apalagi ketika menjumpai tugas yang saya berikan dikerjakan dengan baik dengan hasil yang memuaskan. Rasa senang saya sangat tinggi, tidak bisa diungkap dengan kata-kata.
Baca Juga : Menjadi Guru SMP : Ketika Cita-cita tak Sejalan dengan Kenyataan
Atau tiba-tiba mendapat pesan dari anak-anak yang sudah lulus kemudian bercerita kalau sekarang sudah punya blog dan juga sudah biasa mengerjakan job diblognya seperti halnya saya. Katanya dari hasil job itu, dia gunakan untuk menambah biaya sekolah, alhamdulillah..

Pernah juga beberapa kali didatangi anak-anak yang sudah lulus tetapi masih melanjutkan di pesantren. Mereka meminta pendapat soal keputusannya untuk bergabung dengan ekstrakurikuler robotik, IT dan semcamnya. Mendengar beberapa cerita polos dari anak-anak yang pernah belajar bersama saya ini, sungguh merupakan hal yang amat sangat menyenangkan.

Selain itu, terus dipercaya untuk menjadi guru sampai empat tahun juga hal yang menyenangkan bagi saya. Karena seperti yang saya ceritakan di atas, awalnya kepada pimpinan saya hanya sepakat mengajar satu semester, namun nyatanya sampai 8 semester saya masih dipercaya, alhamdulillah.. Terdengar sederhana memang, tapi bagi saya yang notabene nol soal keguruan akhirnya bisa bertahan empat tahun, yes! 😊

Yang juga tidak kalah menyenangkan dari semuanya adalah tahun pelajaran 2017/2018 ini saya dipercaya sekolah untuk menjadi wali kelas. Amanah ini saya jadikan alat untuk terus belajar, belajar untuk menjadi guru seutuhnya.
Baca Juga : Baca 6 Tips Ini Agar Anda Menjadi Wali Kelas yang Baik
Menjadi wali kelas bukan perkara mudah, karena harus mengurus 27 anak dengan berbagai latar belakang dan masalah. Selain itu harus berkomunikasi dengan orang tua, baik untuk sekedar menyampaikan informasi atau saat anak-anak memiliki masalah. Namun, setelah separuh tahun pelajaran berjalan, saya tidak menemui masalah berarti saat berstatus sebagai new wali kelas. 😀 Alhamdulillah..

Menyenangkan Memang, tapi..
Sebagai manusia biasa, meski banyak hal menyenangkan telah saya alami, namun ada saja yang kurang. Bukan tidak menyenangkan ya, tetapi kurang menyenangkan. 😊 Seperti saat kegiatan supervisi kepala sekolah, pengisian jurnal mengajar berbasis aplikasi, pembuatan soal ujian, pengolahan nilai atau berjubel dengan aplikasi wali kelas dan raport.

Kenapa hal itu bisa kurang menyenangkan? Jawaban dan sumber masalahnya hanya satu, notebook jadul saya tidak bekerja dengan baik! Ya, hampir setiap hari saya menggunakan notebook yang disediakan sekolah untuk mengisi jurnal mengajar, mengikuti kegiatan supervisi kepala sekolah dan membuat soal menjelang ujian.

Ujian selesai, masalah bukan ikut selesai, tetapi datang masalah baru, mengolah nilai. Apalagi saat PAS (Penilaian Akhir Semester) akhir tahun lalu. Saya hampir dibuat setres gara-gara aplikasi pengolah nilai dan raport yang tidak support dengan aplikasi yang terpasang pada notebook jadul saya, sementara jika mau memakai inventaris sekolah harus antri.

Notebook saya, merek lokal. Saya membelinya ketika masih kuliah semester tujuh, jika tidak salah saya membelinya tahun 2011. Masalahnya bukan karena merek lokal, melainkan karena faktor usia yang terlalu tua. Sehingga efeknya, beberapa aplikasi tidak support. Termasuk aplikasi jurnal mengajar dan aplikasi wali kelas yang didalamnya memuat rekam jejak anak-anak sekaligus seluruh nilainya.


Beberapa perangkatnya sudah tidak bisa bekerja dengan baik. Beberapa tombol keyboard-nya mati, sehingga terpaksa saya menggunakan fitur on screen keyboard. Baterainya sudah masuk kategori critical battery, sudah saatnya diganti dan jika saya ingin menggunakannya, maka harus selalu on charger. Space harddisk juga sudah penuh, akibatnya beberapa data saya harus tersebar pada beberapa laptop dan komputer.

Di atas adalah masalah pada beberapa perangkat kerasnya yang kasat mata, dan pasti saya alami saat menggunakannya. Masalah lain adalah masalah pada perangkat lunak, terutama sistem operasi. Karena tergolong notebook jadul, maka sistem operasi yang digunakan juga sistem operasi jadul, Microsoft Windows XP. Beberapa kali pernah saya install sistem operasi di atasnya, seperti Microsoft Windows 7, 8 dan 10. Tetapi semakin memeprlambat kinerjanya, akhirnya saya kembalikan kepada sistem operasi jadulnya.

Sebuah kiriman dibagikan oleh Abdur Rosyid (@rosyidkopputih) pada

Selain sistem operasi, aplikasi yang terpasang pada notebook ini juga beberapa aplikasi jadul lainnya, seperti Microsoft Ofiice 2003, Adobe Photoshop 7.0 sampai aplikasi browser pun, masih jadul. Ketika saya paksa menggunakan versi terbaru, pasti akan menuai masalah. Baik kinerjanya lambat atau ditolak oleh sistem.

Tetapi sungguh, meski termasuk jadul dan memiliki banyak masalah, notebook ini merupakan alat terbaik saya saat bekerja dirumah. Untuk kebutuhan –kebutuhan standar seperti mengetik soal untuk ulangan harian, merekap absen, menonton saat hari libur, mendengarkan musik, mendesain banner hingga aktivitas ngeblog-pun saya menggunakan notebook jadul ini. Alhamdulillah, untuk penggunaan standar, masih lancar jaya tetapi harus dipadu dengan rasa sabar dan ikhlas. Hahaha

Istri beberapa kali menyarankan untuk membeli yang baru, tetapi karena sudah terlanjur sayang, akhirnya saya berat untuk mendua. 😅 Padahal sebenarnya, bukan ini alasan utamanya, melainkan dana belum merestui. Ada banyak kepentingan lain yang harus lebih diperioritaskan, seperti susu dan popok, misalnya. Sementara untuk notebook, jika masih bisa dipakai dan sekolah masih memfasilitasi, saya akan selalu setia.

Beruntung, Sekolah Memberi Fasilitas
Pada saat awal-awal mengajar, saya sempat dibuat kelimpungan dengan masalah tersebut di atas. Saya harus pinjam laptop kesana kemari untuk meyelesaikan beberapa tugas tambahan saya sebagai guru, mengisi aplikasi jurnal mengajar harian salah satunya. Ilmu dan pengalaman minim, perangkat juga tidak bisa diajak bekerjasama, klop!

Tetapi selang beberapa waktu, saya sudah bisa berinteraksi dengan keadaan. Termasuk diantaranya saya sudah mendapat izin sekolah untuk menggunakan notebook dan komputer kantor dalam memenuhi tugas mengajar.


Untuk kebutuhan mengajar sehari-hari, saya biasa memakai notebook sekolah inventaris laboratorium komputer. Alhamdulillah, meski bukan tipe baru tetapi masih sangat bisa diandalkan. Dipakai untuk mengerjakan beberapa tugas secara bersamaan masih sangat stabil.

Notebook ini buatan ASUS, tipe X200CA. Menurut data yang saya baca pada buku inventaris sekolah, notebook ini dibeli tahun 2014. Belum terlalu tua juga sih, namun untuk kebutuhan saya sebagai guru dan wali kelas, lebih dari cukup.

Yang biasa menggunakan notebook ini 3 orang dengan bermacam kebutuhannya. Kepala laboratorium, saya dan guru TIK puteri. Notebook ini terbilang sangat nyaman digunakan untuk kebutuhan sehar-hari, tapi karena bukan punya sendiri, ya tetap tidak nyaman. Haha
Notebook ASUS X200CA inventaris laboratorium komputer yang biasa saya gunakan saat mengajar
Sepengalaman saya setelah beberapa waktu menggunakannya, notebook ini sangat cukup mumpuni untuk menjalankan aplikasi ringan atau komputasi sehari-hari, seperti mengetik atau bekerja dengan aplikasi Office, browsing internet dan kepentingan keguruan lainnya.

Layar dan body-nya, pas banget ditangan. Cocok dijinjing untuk berpindah dari satu kelas ke kelas lainnya. Layarnya 11,6 inci dengan bentuk body yang cukup tipis dan ringan.
Body ASUS X200CA tipis dan ringan. Nyaman banget untuk mobilitas mengajar.
Untuk sistem operasi dan aplikasi juga sudah versi terbaru. Pada notebook ini terpasang beberapa alikasi kebutuhan mengajar seperti Microsoft Office 2013, Adobe Photoshop CS 3 dan aplikasi-aplikasi versi terbaru lainnya. Oh iya, sistem operasinya juga sudah menggunakan Microsoft Windows 8, mantab!

Bagi saya, yang paling asyik dari beberapa keunggulan notebook ini adalah kualitas baterainya. Notebook ini bisa menemani saya mengajar selama 4 jam, dengan penggunaan standar. Keren kan.!

Selain notebook, saya juga biasa menggunakan komputer kantor dalam memenuhi kebutuhan mengajar. Membuat soal, mengolah nilai dan membuat rapot. Semua tugas ini menggunakan aplikasi dan dapat dijalakan pada komputer manapun. Saya memilih komputer kantor untuk menjalankan aplikasi ini karena selain menjaga kerahasiaannya juga membutuhkan komputer dengan spesifikasi cukup bagus. Alhamdulillah, komputer di kantor memenuhi kriteria tersebut. Jadilah saya menggunakannya.
Komputer kantor yang juga saya pakai untuk kebutuhan mengajar
Komputer kantor, sama merek ASUS. Tetapi untuk tipenya, saya tidak begitu faham. Menurut Bendahara, ini sudah paketan yang dibeli oleh kepala laboratorium komputer 4 tahun lalu. Selama saya memakai komputer ini, alhamdulillah belum menemukan masalah berarti. Lancar jaya, meski tanpa dipadu dengan rasa sabar dan ikhlas.. Haha

ASUS X555QA, Laptop Keren dan Harga Terjangkau Penunjang Semua Kegiatan Guru
Tahun ini, sekolah kami diperintah Kepala Dinas Pendidikan untuk menerapkan UNBK (Ujian Nasional Berbasis Komputer). Dengan segala kesibukannya, kepala laboratorium komputer sering ikut rapat, pelatihan, diklat dan sejenisnya untuk mempersiapkan UNBK. Otomatis, notebook inventaris laboratorium jarang sekali saya temukan ditempat biasanya, melainkan sering dibawa oleh kepala laboratorium.

Solusinya, malam hari sebelum mengajar, saya konfirmasi dulu kepada kepala laboratorium, apakah besok notebook akan dipakainya atau tidak. Jika tidak, maka oke fine! Tidak ada masalah, saya bisa memakainya dan bisa mengajar dengan santai. Tetapi jika dipakai kepala laboratorium, saya biasanya menyiapkan jurnal mengajar secara offline dengan mencetaknya, mengisinya secara manual dan kemudian akan memasukkan ke dalam aplikasi jika notebook-nya sudah ada.

Oh iya, memakai sesuatu bukan milik sendiri itu tidak mudah lho, ya! Saya yakin semuanya sepakat dengan hal ini. Setelah cukup lama memakai fasilitas sekolah, sebenarnya banyak hal yang bikin tidak enak hati, malu dan perasaan lainnya.

Tetapi prinsip saya, selama sekolah mengizinkan dan demi lancarnya proses KBM, saya mah apah atuh! Jika perasaan dikedepankan, saya yakin tidak bisa bertahan megajar sampai sekarang. Saya juga tidak tahu bagaimana nasib anak-anak kreatif dalam bidang IT tersebut jika saya harus pasrah dengan keadaan.
Apabila di dalam diri seseorang masih ada rasa malu dan takut untuk berbuat suatu kebaikan, maka jaminan bagi orang tersebut adalah tidak akan bertemunya ia dengan kemajuan selangkah pun. – Sukarno
Saya harus strong dong! Strong menghadapi bisik-bisik tetangga, rasa malu, rasa tidak enak diri dan rasa nano-nano lainnya demi calon pemimpin bangsa! Eeeeeaaaaa!

Sampai sekarang, ada atau tidaknya rasa-rasa tidak enak tersebut saya masih selalu bermimpi bisa menambah adik buat notebook jadul saya. Laptop yang bisa saya andalkan untuk semua kepentingan saya sebagai guru, blogger dan semuanya!

Yang sering muncul mimpi tersebut adalah saat di kelas, saat anak-anak saya beri tugas, sementara saya memakai notebook sekolah besutan ASUS tersebut. Dalam hati saya sering berkata, “pasti enak, jika notebook ini punya saya sendiri, atau saya bisa punya laptop sejenis ini atau tipe di atasnya”.
 
“Sekarang kan bisa kredit, Pak?”
“Atau bisa pinjam ke koperasi simpan pinjam, biar tidak terlalu besar angsurannya”
“Tidak perlu terlalu mahal. Yang cukup dengan kebutuhan saja”
“Tapi uangnya belum ada!”
“Hahahahaha”
“ASUS X555QA itu bagus kok, Pak. Beberapa waktu lalu teman saya beli. Harganya juga bersaing dan sangat terjangkau. Cuma 6-jutaan. Kayaknya pas buat Pak Rosyid”
Iyes, tapi sama”
“Sama apa?”
“Uangnya belum ada!”
“Hahahahahahahahaha”

Begitulah cuplikan beberapa tawaran, saran, bahkan anjuran beberapa teman saat saya curhat kebutuhan laptop. Saya jadi penasaran soal ASUS X555QA yang diceritakan teman tersebut. Kayaknya memang terjangkau, jika saat ini ada laptop seharga 6-jutaan. Selain itu, sepengalaman memakai milik laboratorium, merek ASUS memang enak, pas dengan kebutuhan.

Kenapa ASUS?
Di atas, sudah saya ceritakan panjang lebar tentang pengalaman saya menggunakan notebook dan komputer buatan ASUS. Jadi, ini bukan soal macam-macam, tetapi soal rasa nyaman menggunakan barang hasil kerja keras ASUS.

Dan ternyata, bukan hanya saya saja yang merasa nyaman menggunakan notebook dan komputer buatan ASUS. Hingga September 2017, GfK menyebutkan, pangsa pasar laptop consumer ASUS kembali meningkat hingga mencapai 41,9 persen. Pangsa pasar ASUS mencapai lebih dari 2 kali lipat dibanding produsen terbesar kedua. ASUS juga meraih TOP Brand Award untuk kategori bisnis laptop di 2017.

ASUS juga terus memimpin pasar dan menjadi brand laptop no.1 di Asia Tenggara. Dari data IDC kuartal keempat 2016, ASUS meraih market share tertinggi untuk Asia Tenggara (Singapura, Malaysia, Thailand, Indonesia, Vietnam dan Filipina) dengan market share sebesar 26,3%.

Jadi tidak berlebihan rasanya jika saya menyampaikan pengalaman pribadi tentang bagaimana nyamannya menggunakan barang buatan ASUS dan akan mencoba merangkai mimpi untuk bisa segera memiliki plus memakai ASUS X555QA, laptop keren dan harganya sangat terjangkau untuk menunjang kegiatan saya sebagai guru, amin..

Seperti Apa sih, ASUS X555QA?
ASUS X555QA merupakan X Series yang dirancang untuk melebihi apa yang menjadi ekspektasi penggunanya, dirancang khusus untuk keperluan multitasking sehari-hari, maupun untuk kebutuhan multimedia.

Nah, bagi saya yang membutuhkan laptop dengan kemampuan untuk kegiatan sehari-hari baik untuk kepentingan mengajar, blogging, multimedia, desain dan lainnya, dengan harga yang terjangkau tentunya, maka ASUS X555QA adalah pilihan yang sangat cocok.


Dengan ASUS X555QA saya tidak akan berjumpa lagi dengan beberapa masalah yang terdapat pada notebook jadul tercinta. Saya tidak akan dihadapkan lagi dengan keyboard yang beberapa tombolnya mati. Apalagi keyboard pada laptop ini berbeda dengan laptop lainnya. Pada ASUS X555QA telah terpasang tombol numpad di bagian kanan keyboard-nya.

Hal ini tentu sangat cocok bagi saya yang kesehariannya bergelut dengan angka untuk mengisi aplikasi jurnal mengajar dan nilai pada aplikasi raport. Selain itu, pada keyboard-nya juga tersedia ruang yang cukup luas untuk penampang tangan. Tak lupa, posisi dan ukuran trackpad juga sangat nyaman untuk digunakan. Selamat tinggal, fitur on screen keyboard.. 😍

Masalah yang juga selalu saya hadapi dengan notebook jadul adalah baterai yang wajib harus selalu on charger, karena sudah masuk kategori critical battery. Tetapi pasti akan berbeda jika saya menggunakan laptop ASUS X555QA. Untuk kebutuhan daya, telah terpasang baterai Li-Polymer yang menawarkan keawetan hingga 2,5 kali lebih baik dibandingkan dengan baterai silinder Li-Ion biasa. Meski telah mengalami ratusan siklus pengisian ulang, berkat teknologi ekslusif yang digunakan, baterai tersebut masih tetap mampu menyimpan setidaknya hingga 80 persen dari kapasitas aslinya saat baru dibeli.

Selain itu, ASUS X555QA merupakan laptop AMD 7th Gen APU A10 yang termasuk hemat energi. Yes, untuk konsumsi daya, laptop ini hanya membutuhkan sebesar 15 watt. Seukuran lampu pijar.
Fakta tersebut tentu sangat membantu saya ketika mengajar di kelas. Tidak perlu repot-repot membawa charger dan kabel roll. Sangat simpel dalam persiapan mengajar, jadi lebih menghemat waktu.

Selain keyboard dan baterai, yang juga menjadi masalah besar pada notebook jadul saya adalah, harddisk. Space harddisk-nya sudah penuh. Efeknya, data saya untuk kepentingan mengajar, blogging dan semuanya harus tersimpan pada beberapa laptop dan komputer. Dan ini masalah besar! Karena ketika butuh data yang sangat penting apalagi mendesak, saya harus stress terlebih dahulu untuk mengingat datanya ada dimana.

Tetapi dengan ASUS X555QA, saya tidak perlu lagi stress soal data saya ada dimana. Karena space harddisk pada laptop ini mencapai 1.000 GB atau 1 Terabyte. Luar biasa! Hampir tiga kali lipat dari pada space notebook jadul saya.

Menariknya, penyimpanan 1 TB ini juga ditunjang dengan beberapa media transfer data yang cukup banyak. Ada port USB 2.0, port USB 3.0, LAN, card reader, built-in Bluetooth 4.0 dan optical drive. Media transfer ini tentu sangat bermanfaat dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan. USB 3.0 misalnya, media ini dapat bekerja dalam memindah data 10 kali lebih cepat dari port USB 2.0. Atau bisa menggunakan built-in Bluetooth 4.0, yang juga jauh lebih cepat dari pada menggunakan port USB. Untuk kebutuhan penyimpanan multimedia, optical drive adalah solusi terbaiknya.

Selain perangkat keras, yang juga menjadi masalah pada notebook jadul saya adalah software atau perangkat lunak. Sudah saya ceritakan di atas bahwa, laptop jadul tersayang mulai dari sistem operasi, aplikasi perkantoran hingga browser pun masih menggunakan aplikasi versi lama. Tetapi masalah ini tidak akan terulang kembali jika saya benar-benar bisa memiliki ASUS X555QA dan menggunakannya dalam aktivitas sehari-hari. Karena pada laptop ini sudah terpasang sistem operasi Windows 10 64-bit asli buatan Microsoft. Melihat sistem operasinya sudah versi terbaru, tentu ini juga akan sangat berpengaruh kepada beberapa versi aplikasi lainnya. Logika dasarnya, sistem operasi versi terbaru, tidak mungkin dong saya masih mau menggunakan Microsoft Office versi 2003, Hahaha..

Selain beberapa masalah di atas, di luar kebutuhan, masalah dan pengalaman saya, ada banyak hal menarik lainnya yang dimiliki oleh laptop keluaran akhir 2017 lalu ini, diantaranya:

Desain
Desainnya sangat manis dengan sudut-sudut bodinya membulat. Material yang digunakan untuk bodinya adalah plastik dengan desain sangat bagus dan kokoh. Sementara untuk cover depannya dihias cantik berpola riak air. Kombinasi warna yang digunakan berbeda, dimana cover layar dikelir hitam namun pada area keyboard disapu warna perak. Sehingga untuk sekedar dilihatnya saja, laptop ini sangat manis!
Desainnya manis, semanis kamu. Iya, kamu! :)
Laptop ini memiliki dimensi yang cukup lebar, yaitu 382 x 256 x 25,8 mm, dengan ukuran layar 15,6 inci. Hal yang menarik dari desainnya adalah, bobotnya sangat ringan untuk ukuran sebuah laptop berlayar 15,6 inci, yaitu hanya 2,3 kg.

Performa
Untuk performa, ASUS X555QA hadir dengan performa maksimal. Menjalin kerja sama dengan AMD, laptop ini hadir dengan prosesor seri A. Prosesor yang digunakaan adalah AMD A10-9620P dengan kartu grafis terintegrasi AMD Radeon R5 430. Kapasitas RAM yang disediakan sebesar 4GB dan 8GB, sesuai dengan harga yang sangat terjangkau.
Prosesor yang digunakaan adalah AMD A10-9620P
Oh iya, karena ASUS X555QA menggunakan AMD APU, maka tentu sudah memiliki GPU yang terintegrasi dan kemampuannya setara dengan grafis diskrit Radeon™. Jadi bagi yang suka beraktivitas cukup berat seperti main game, maka laptop ini sangat bisa diandalkan.




Fitur
Untuk fitur, pada bagian layar, laptop ini menggunakan layar NTSC LED backlit 15,6 inci dengan rasio 16:9 dan memiliki resolusi 1366x768 pixel. Kualitas cahayanya terang dan tajam. Tingkat kecerahan layar sangat tinggi ditambah ketajaman warna yang sangat baik.

Yang paling besar pengaruhnya dalam keunggulan fitur pada layar ini adalah teknologi Asus Splendid. Teknologi ini sangat berperan dalam menghasilkan variasi mode warna yang bisa disesuaikan. Total ada 4 mode tampilan yang teridiri dari Normal, Theater, Vivid dan Manual.

Bergerak ke sektor audio, Asus X555QA ini dibekali dengan teknologi SonicMaster yang disalurkan pada dua buah speaker yang diletakan dibagian sisi bawah depan. Menariknya meski tidak menggunakan speaker dari brand tertentu, kualitas suara yang dihasilkan sangat enak didengar.
Audio menggunakan teknologi SonicMaster

Karakter suara dari laptop ini meski terdengar tidak terlalu jernih tapi cenderung menonjol pada sektor bass, ini membuatnya cocok untuk menjadi multimedia station seperti bermain game dan menonton film.

Tak hanya itu, fitur resume 2 detik dari kondisi sleep mode membuat pengguna bisa memanfaatkan laptop ini kapan dan dimana saja dengan segera.

Untuk detailnya, spesifikasi, fitur dan lainnya bisa dilihat pada gambar berikut ini.
Spesifikasi lengkap ASUS X555QA
 Akhirnya, Banyak Harapan yang Saya Harapkan
Nah, itulah beberapa hal yang telah saya alami 4 tahun ini menjadi seorang guru plus wali kelas. Banyak cerita tercipta, dan semuanya saya nikmati dengan berbagai prosesnya.

Akhirnya, banyak harapan yang saya harapkan dari proses panjang ini. Untuk anak-anak masa depan bangsa, karir saya sebagai guru yang bukan semata-mata untuk mengajar, terus belajar berinteraksi dengan orang banyak dengan berbagai latar belakang plus harapan untuk bisa mengganti notebook jadul tercinta dengan ASUS X555QA, Laptop Keren dan Harga Terjangkau Penunjang Semua Kegiatan Guru, amin..

Referensi gambar:
- Dokumen pribadi
- Website ASUS (https://www.asus.com/)
- http://www.tek.id
JANGAN LUPA, BAGIKAN TULISAN INI
TULISAN MENARIK LAINNYA

5 Komentar untuk Tulisan
"ASUS X555QA, Laptop Keren dan Harga Terjangkau Penunjang Semua Kegiatan Guru"

  1. ASUS memang nomor 1. Dari dulu saya juga pake ASUS, laptop mumpuni jaman now pokonya :D

    BalasHapus
  2. Terima kasih sudah berpartisipasi dalam Blog Competition ASUS AMD - Laptop for Everyone. Good luck.

    BalasHapus
  3. Perangkat yang mendukung aktivitas memang bisa bikin kita tambah produktif ya!

    BalasHapus
  4. Mantap kang rasyid.. sulit mendua dari laptop asus ya.. saya juga sama kang. Sempet sebelumnya pake asus dong kuat ampe 7 tahun saya acakadutin hehe sekarang alhamdulilah kang punya asus lagi yang seri putih 456vu... mantap pokonya asus is the best kang

    BalasHapus
  5. sudah saatnya ganti amunisi sepertinya :D

    BalasHapus